Selasa, 29 Juli 2025

Materi Ajar, Rabu 30 Juli 2025

Hari / Tanggal       : Rabu, 30 Juli 2025

Fase/Kelas              : C / VI

Mata Pelajaran       : Matematika, Bahasa Indonesia.

Matematika

Pada akhir fase C, peserta didik dapat menunjukkan pemahaman dan intuisi bilangan (number sense) pada bilangan cacah sampai 1.000.000. Mereka dapat membaca, menulis, menentukan nilai tempat, membandingkan, mengurutkan, melakukan komposisi dan dekomposisi bilangan tersebut. Mereka juga dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan uangMereka dapat melakukan operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian bilangan cacah sampai 100.000. Mereka juga dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan KPK dan FPBPeserta didik dapat membandingkan dan mengurutkan berbagai pecahan termasuk pecahan campuran, melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan pecahan, serta melakukan operasi perkalian dan pembagian pecahan dengan bilangan asli. Mereka dapat mengubah pecahan menjadi desimal, serta membandingkan dan mengurutkan bilangan desimal (satu angka di belakang koma)

Tujuan Pembelajaran : Murid dapat melakukan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan pecahan.

Bahasa Indonesia

CP: Peserta didik mampu menganalisis informasi berupa fakta dan nilai-nilai dari berbagai jenis teks (fiksi dan informasional) yang disajikan dalam bentuk lisan maupun tulisan. Peserta didik berpartisipasi aktif dalam diskusi, serta mampu menulis teks naratif dan surat untuk menggambarkan pengamatan dan pengalamannya dengan lebih terstruktur.

Tujuan Pembelajaran: Murid dapat menulis informasi penting dalam teks narasi "Sejarah bahasa Indonesia".


Assalamualaikum wr wb

Apa kabar anak sholih sholihah
Semoga semuanya dalam keadaan sehat wal'aafiyat
Jangan lupa sarapan dan persiapkan buku pelajaran kalian ya...
Mari awali kegiatan belajar hari ini dengan berdoa.

Matematika

1. Pecahan adalah bagian dari suatu kesatuan yang dibagi menjadi beberapa bagian yang sama besar. Pecahan terdiri dari dua bagian:

·        Pembilang (numerator): Angka yang ada di atas garis pecahan.

·        Penyebut (denominator): Angka yang ada di bawah garis pecahan.

Contoh:3/4

·        Pembilang = 3

·        Penyebut = 4

Ini berarti "3 dari 4 bagian yang sama besar."


2. Jenis-jenis Pecahan

Pecahan terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu:

·        Pecahan Sejenis: Pecahan yang penyebutnya sama.

o   Contoh: 1/4, 3/4, 2/4

·        Pecahan Tak Sejenis: Pecahan yang penyebutnya berbeda.

o   Contoh: 1/4, 1/3, 1/2

·        Pecahan Campuran: Gabungan antara bilangan bulat dan pecahan.

o   Contoh: 1 1/2

·        Pecahan Desimal: Pecahan yang penyebutnya adalah kelipatan 10 (10, 100, 1000, dll).

o   Contoh: 0.5 (1/2), 0.75 (3/4)


3. Operasi pada Pecahan

A. Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan Sejenis

Untuk penjumlahan atau pengurangan pecahan sejenis, hanya pembilang yang dijumlahkan atau dikurangkan, sedangkan penyebutnya tetap sama.

Contoh Penjumlahan Pecahan Sejenis:
1/4 + 2/4 = (1 + 2)/4 = 3/4

Contoh Pengurangan Pecahan Sejenis:
3/5 - 1/5 = (3 - 1)/5 = 2/5

B. Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan Tak Sejenis

Untuk pecahan tak sejenis, kita harus mencari KPK (Kelipatan Persekutuan Terkecil) dari penyebut pecahan-pecahan tersebut, kemudian menyamakan penyebutnya.

Contoh Penjumlahan Pecahan Tak Sejenis:
1/3 + 1/4
Cari KPK dari 3 dan 4, yaitu 12.
1/3 = 4/12 dan 1/4 = 3/12.
Jadi, 4/12 + 3/12 = 7/12.

 



BAHASA INDONESIA

Pada pembelajaran Bahasa Indonesia kelas VI Kurikulum Merdeka terdapat pembahasan tentang Berlatih Membaca Teks “Sekilas Sejarah Bahasa Indonesia”. Tujuan pembelajaran kali ini adalah menemukan dan mengidentifikasi informasi pada satu paragraf atau pada fitur grafis (grafik, bagan, dll.) serta informasi lain yang ditambahkan oleh penerbit dalam bentuk glosarium sesuai untuk jenjangnya.

Informasi penting pada teks bacaan sering disebut sebagai gagasan pokok atau gagasan utama. Gagasan pokok adalah gagasan yang menjadi dasar pengembangan sebuah paragraf. Gagasan pokok atau infomrasi dalam sebuah teks bacaan merupakan sebuah keterangan atau berita yang bersifat untuk menambah pengetahuan seseorang.

Letak informasi atau gagasan pokok ini dapat berada di awal paragraf maupun akhir paragraf. Informasi yang terletak di awal paragraf disebut paragraf deduktif. Sedangkan informasi yang berada di akhir paragraf disebut paragraf induktif. Salah satu hal untuk menemukan informasi pada teks bacaan adalah membaca dengan teliti teks tersebut.
Sekilas Sejarah Bahasa  Indonesia
Menandai Informasi dalam Bacaan “Sekilas Sejarah Bahasa Indonesia”
Sekilas Sejarah Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia lahir pada 28 Oktober 1928 (1). Pada saat itu, para pemuda dari berbagai pelosok nusantara berkumpul dalam rapat pemuda dan berikrar(1) bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia, (2) berbangsa yang satu, bangsa Indonesia, dan (3) menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia (2). Ikrar para pemuda ini dikenal dengan nama Sumpah Pemuda (3). Unsur ketiga dari Sumpah Pemuda merupakan pernyataan tekad bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan bangsa Indonesia (4). Pada tahun 1928 itulah bahasa Indonesia dikukuhkan kedudukannya sebagai bahasa nasional (5). Selanjutnya, bahasa Indonesia dinyatakan kedudukannya sebagai bahasa negara pada 18 Agustus 1945 saat Undang-Undang Dasar 1945 disahkan sebagai Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia (6). Dalam Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa bahasa negara ialah bahasa Indonesia

Secara teknis, yang disebut bahasa Indonesia pada saat itu adalah bahasa Melayu Modern (8). Penamaan bahasa Indonesia semata untuk mengemban visi persatuan nasional (9). Pada era kebangkitan nasional, nama Indonesia yang berasal dari kata Indus (Hindia) dan Nesia yang berarti kepulauan sudah banyak digunakan sebagai nama-nama organisasi antikolonial (10). Pada awal abad ke-20, politik etis yang diterapkan oleh Belanda mampu mendidik tokoh-tokoh bumiputra yang semakin sadar akan eksploitasi pemerintah Belanda atas tanah milik pribumi (11). Kaum terdidik yang menguasai bahasa Belanda ini sadar bahwa keterampilan berbahasa Belanda hanya dimiliki oleh sebagian kecil orang (12). Para pemuda menolak menggunakan bahasa ini karena ingin melepaskan diri dari identitas yang dibentuk oleh penjajah (13).

Bahasa Melayu dipilih sebagai bahasa nasional karena pada saat itu bahasa Melayu sudah dikenal sebagai lingua franca di kepulauan Nusantara, bahkan di kawasan Asia Tenggara (14). Lingua franca adalah bahasa perhubungan atau bahasa yang menjembatani pihak-pihak yang menggunakan bahasa yang berbeda (15). Bahasa Melayu digunakan secara luas oleh para pedagang di kepulauan Nusantara (16).

Penutur bahasa Melayu memang tidak sebanyak penutur bahasa Jawa, yang merupakan bahasa mayoritas pada saat itu (17). Namun bahasa Melayu adalah bahasa yang paling banyak menyebar di seluruh nusantara (18). Alasan lain dipilihnya bahasa Melayu adalah karena bahasa ini tidak mempunyai tingkat tutur seperti yang ada dalam bahasa Jawa (19). Bahasa Melayu, cikal bakal bahasa Indonesia sifatnya egaliter atau setara, tanpa tingkatan tertentu bagi penuturnya (20). Bahasa ini sederhana dan tidak menganggap satu kelompok lebih tinggi derajatnya dibanding kelompok yang lain (21). Oleh karena itu, bahasa Indonesia adalah bahasa yang sukses menjadi bahasa pemersatu bangsa (22)
PertanyaanInformasi jawaban di baris ke-...
Sejak kapan bahasa Indonesia menjadi bahasa nasional?1
Bahasa apa yang menjadi cikal bakal bahasa Indonesia?8
Mengapa bahasa Indonesia yang dipilih menjadi bahasa nasional, bukan bahasa dari penjajah Belanda?13
Mengapa bahasa Jawa tidak dipilih menjadi bahasa nasional meskipun jumlah penuturnya (pembicaranya) sangat besar?18 dan 19
Apa yang dimaksud dengan Lingua Franca?14
Mengapa bahasa Indonesia disebut sebagai bahasa yang egaliter?20

Kosa Kata Baru
Kosakata Baru dalam Bacaan “Sekilas Sejarah Bahasa Indonesia” 
KBBI https://kbbi.kemdikbud.go.id
  1. berikrar: v berjanji dengan sungguh hati; berteguh janji; mengakui (mengesahkan, membenarkan) kebenaran
  2. tumpah darah: tempat (daerah) kelahiran
  3. tekad: v kemauan (kehendak) yang pasti; kebulatan hati
  4. mengemban: v ki melaksanakan (tugas, cita-cita, kewajiban, dan sebagainya)
  5. mengukuhkan: v mengesahkan; menetapkan (tentang kedudukan, jabatan)
  6. kolonial: a berhubungan dengan sifat jajahan
  7. politik etis: pemikiran progresif bahwa pemerintah Belanda mempunyai kewajiban moral menyejahterakan penduduk Hindia Belanda sebab telah memberikan kemakmuran bagi masyarakat dan kerajaan Belanda. Istilah lain: politik balas budi 
  8. bumiputra: n anak negeri; penduduk asli
  9. lingua franca: n bahasa yang dipakai sebagai alat komunikasi di antara kelompok
  10. egaliter: a bersifat sama; sederajat
  11. penutur: n orang yang bertutur; orang yang berbicara; orang yang mengucap atau mengucapkan
  12. cikal bakal: orang yang menurunkan; nenek moyang
  13. tingkat tutur: variasi bahasa yang memiliki perbedaan antara penutur satu dengan penutur lain yang ditentukan oleh perbedaan kesopanan penutur terhadap mitra tuturnya

No.Kata BaruArti Menurut KamusTindakannya
1.Lingua FrancaBahasa yang dipakai sebagai alat komunikasi di antara kelompok masyarakat yang mempunyai bahasa yang berlainan.Apabila kita bepergian ke luar negeri, akan mudah kalau kita dapat berbicara dalam bahasa Inggris. Di banyak negara di dunia, bahasa Inggris telah diakui sebagai lingua franca internasional.
2.Tumpah darahempat (daerah) kelahiranSalah satu tujuan negara Indonesia adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia 
3.BumiputeraAnak negeri; penduduk asliTirto Adhi Soerjo menjadikan surat kabar sebagai penyambung persaudaraan antara rakyat bumiputera
4.Politik etisPemikiran progresif bahwa pemerintah Belanda mempunyai kewajiban moral menyejahterakan penduduk Hindia Belanda sebab telah memberikan kemakmuran bagi masyarakat dan kerajaan Belanda. Istilah lain: politik balas budiBerkat politik etis memunculkan golongan elit baru yaitu kaum terdidik yang kemudian mendirikan berbagai perkumpulan seperti Budi Utomo, Indische Partij, dan Sarekat Islam.

Demikian pembahasan mengenai Membaca Teks “Sekilas Sejarah Bahasa Indonesia”. Semoga tulisan ini bermanfaat. 

Sumber : Buku Bahasa Indonesia Kelas VI Kurikulum Merdeka, Kemendikbud.
Jangan lupa rapikan alat-alat belajar kalian sendiri dan mengulang membaca materi hari ini di rumah.

Mari kita akhiri kegiatan belajar  dengan membaca doa sesudah belajar.
Terima kasih.
WASSALAMUALAIKUM WR.WB.


Kesimpulan:

Alhamdulillah kegiatan pembelajaran pada hari ini berjalan dengan tertib dan lancar. Murid dapat membedakan macam macam pecahan dengan baik, namun ada beberapa murid yang masih kurang teliti dalam menghitung pecahan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar